Pertanian Organik: Ciptakan Lingkungan dan Kesehatan Lebih Baik
Pertanian Organik: Ciptakan Lingkungan dan Kesehatan Lebih Baik |
Bewwara - Pertanian organik adalah sistem pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis, seperti penggunaan pupuk kimia, pestisida, herbisida, dan penambahan hormon. Pertanian organik juga didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi, keadilan, dan perlindungan karena pertanian organik menekankan pada siklus nutrisi alami keanekaragaman hayati, dan tentunya manajemen tanah yang efektif guna mencegah atau dapat mengembalikan efek perubahan iklim.
Pertanian organik bukanlah hal yang baru lagi karena pertanian
organik sudah berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu saat manusia sudah melakukan
pertanian tradisional dengan memanfaatkan ekologi hutan, kotoran ternak,
kompos, dan tanaman penutup tanah sebagai sumber hara dan pengendali hama.
Namun sejak abad ke 18, pertanian modern mulai berkembang yang ditandai dengan penggunaan
bahan kimia sintetis yang dianggap lebih murah, praktis, dan efisien. Akan tetapi
cukup disayangkan karena konsep pertanian modern membawa dampak yang kurang
baik bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
Dampak Negatif Pertanian Modern
Beberapa dampak negatif
dari pertanian modern yang terasa secara langsung di antaranya:
- Pencemaran tanah, air, dan udara akibat dari residu
bahan kimia sintetis yang beracun dan sulit terurai.
- Penurunan kesuburan tanah dan struktur tanah akibat dari
penggunaan mesin berat dan pengolahan tanah yang berlebihan.
- Erosi tanah akibat hilangnya lapisan humus dan hilangnya
vegetasi penutup tanah.
- Kehilangan keanekaragaman hayati akibat dari penggunaan
pestisida yang membunuh musuh alami dan merusak rantai makanan.
- Perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca (CO2, CH4,
N2O) yang dihasilkan dari pembakaran energi fosil, pembabatan hutan, dan
mineralisasi zat organik yang ada di dalam tanah.
- Penurunan kualitas dan kuantitas pangan akibat
penggunaan pupuk sintetis yang menyebabkan penumpukan nitrogen di dalam
tanah sehingga mengganggu keseimbangan unsur hara.
- Penyakit dan keracunan akibat konsumsi pangan yang
terkontaminasi bahan kimia sintetis atau transgenik (GMO).
- Ketergantungan petani terhadap perusahaan-perusahaan
agrokimia yang menguasai pasar bahan kimia sintetis dan benih transgenik.
Oleh karena itu, pertanian
organik menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah-masalah di atas
karena pertanian organik memiliki beberapa manfaat bagi lingkungan dan
kesehatan manusia.
Pertanian Organik: Ciptakan Lingkungan dan Kesehatan Lebih Baik |
Manfaat Pertanian Organik
Beberapa manfaat
pertanian organik yang dapat dirasakan secara langsung di antaranya:
- Dapat menjaga keseimbangan ekosistem dengan
mempertahankan siklus nutrisi alami, keanekaragaman hayati, dan aktivitas
biologi tanah.
- Mengurangi emisi gas rumah kaca dengan meningkatkan
kapasitas penyerapan karbon di dalam tanah melalui penggunaan kompos, penggunaan
tanaman pelindung tanah, dan melakukan rotasi tanaman secara teratur.
- Menghemat energi dengan mengurangi penggunaan mesin
berat dan bahan bakar fosil.
- Mencegah erosi tanah dengan cara meningkatkan struktur
tanah melalui penggunaan kotoran ternak, kompos, mulsa, dan pengolahan
tanah yang minimalis.
- Meningkatkan kesuburan tanah dengan menyediakan unsur
hara yang seimbang melalui penggunaan pupuk organik, pupuk hijau, dan
mikroorganisme efektif sebagai pengurai.
- Mengendalikan hama dan penyakit secara alami dengan
memanfaatkan musuh alami, perangkap, insektisida nabati, tumbuhan pengusir
hama, dan resistensi genetik.
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas pangan dengan cara menghasilkan
pangan yang sehat, bergizi, aman, dan lezat tanpa residu bahan kimia
sintetis atau transgenik.
- Meningkatkan kesejahteraan bagi petani dengan
mengurangi biaya produksi, meningkatkan pendapatan, dan memberdayakan
masyarakat lokal.
Prinsip-prinsip Dasar Pertanian Organik
Untuk menerapkan
pertanian organik, petani perlu mengetahui dan memahami prinsip-prinsip dasar
pertanian organik, yaitu:
- Menghormati dan melindungi alam sebagai sumber
kehidupan.
- Menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan setempat
dan memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia dengan sebaik-baiknya.
- Mengintegrasikan berbagai komponen pertanian, seperti
tanaman, ternak, dan lingkungan hidup.
- Mengoptimalkan fungsi tanah sebagai media tumbuh
tanaman dan tempat hidup berbagai organisme yang bermanfaat bagi tanaman
dan lingkungan.
- Membangun kemitraan dengan berbagai pihak yang terlibat
dalam pertanian organik, seperti sesama petani, konsumen, peneliti,
pemerintah, dan LSM.
Aspek Teknik Pertanian Organik
Selain prinsip-prinsip
dasar pertanian organik, petani perlu memperhatikan beberapa aspek teknis dalam
pertanian organik, seperti:
- Pemilihan benih yang berkualitas sesuai dengan kondisi
lingkungan setempat, dan bebas dari transgenik.
- Pemilihan lokasi lahan yang sesuai dengan memahami karakteristik
tanaman yang akan dibudidayakan.
- Penyiapan lahan yang minimalis dan tidak merusak
struktur tanah secara masif.
- Pemupukan tanaman yang seimbang yang disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman.
- Pengendalian hama dan penyakit yang alami terutama
menggunakan musuh alami dan dari racikan berbagai jenis tumbuhan sehingga ramah
lingkungan.
- Panen dan pasca panen yang tepat waktu dan hati-hati
pada saat pengelolaannya hingga hilir.
Jika dilihat dari penjelasan di atas, maka sudah dipastikan bahwa pertanian organik bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Dengan niat yang baik, pengetahuan yang cukup, dan kerja sama yang erat antar stakeholder, maka pertanian organik dapat menjadi solusi untuk menciptakan lingkungan dan kesehatan yang lebih baik bagi kita semua.
Pertanian Organik: Ciptakan Lingkungan dan Kesehatan Lebih Baik |
Pembuatan Pupuk Organik
Di bawah ini akan
dijelaskan tata cara pembuatan pupuk organik yang merupakan bagian dari Pertanian Organik sehingga siapa pun dapat melakukannya dengan mudah karena
bahan-bahan pembuatan pupuk organik merupakan bahan-bahan yang mudah didapatkan
di sekitar kita.
1. Alat dan Bahan
- Alat-alat yang perlu kamu siapkan di antaranya: Emrat dan ember untuk wadah air, air sebagai pelarut, gula merah atau gula pasir secukupnya, Mikroorganisme Lokal (MOL) atau bisa juga dekomposer buatan yang sudah jadi seperti EM-4, EMFA atau M-BIO yang dijual di toko-toko pertanian, cangkul, dan plastik/Terpal.
- Bahan utama dari pupuk organik yang perlu kamu persiapkan yaitu: Kotoran hewan, limbah pertanian seperti jerami, kulit buah-buahan, rumput liar, serbuk gergaji, hijauan, sampah organik, sekam, dedak halus sisa-sisa makanan, dan lain-lain.
2. Langkah Kerja Pembuatan Pupuk Organik
- Semua bahan utama dicampurkan, khusus untuk kulit buah-buahan, rumput liar dan hijauan agar dipotong kecil-kecil terlebih dahulu sampai berukuran rata-rata 2 cm.
- Setelah itu, masukkan Mikroorganisme Lokal (MOL) atau dekomposer lainnya pada bahan-bahan tersebut secara merata dan tambahkan air secukupnya agar kondisi bahan-bahan pembuatan pupuk organik tersebut tidak kering.
- Tumpuk adonan bahan-bahan utama dengan ketinggian yang paling optimal maksimal 70 cm.
- Terakhir tutuplah bahan organik tersebut menggunakan plastik atau terpal.
3. Hal-hal yang harus diperhatikan
- Tempat adonan (lokasi pembuatan pupuk organik) harus pada lantai yang keras dan teduh tidak kena sinar matahari langsung dan terlindung dari hujan.
- Adonan diaduk-aduk setiap 24 jam sekali untuk menghindari panas yang berlebihan akibat proses dekomposisi yang disebabkan aktivitas mikroorganisme.
- Pengadukan terus dilakukan hingga bahan organik berumur 30 hari.
- Ciri dari pupuk organik yang sudah matang yaitu tidak berbau, berwarna gelap dan tidak panas, serta tekstur terasa lembut.
- Pupuk organik siap untuk diaplikasikan.
Itulah informasi seputar
pertanian organik yang perlu kamu tahu disertai dengan contoh
pembuatan pupuk organik yang sangat mudah untuk dipraktikkan. Mari kita dukung
pertanian organik sebagai bagian dari gaya hidup kita.
Posting Komentar untuk "Pertanian Organik: Ciptakan Lingkungan dan Kesehatan Lebih Baik"